KOMPLEKSITAS MASALAH PARTISIPASI PUBLIK DALAM PEMERINTAHAN DAERAH DI INDONESIA
Dalam buku yang berjudul Menggugat
Partisipasi Publik dalam Pemerintahan Daerah. Pada bab 1 ingin menjelaskan
tentang KOMPLEKSITAS MASALAH PARTISIPASI PUBLIK DALAM PEMERINTAHAN DAERAH DI
INDONESIA dari halaman 1 sampai dengan halaman 26. Buku ini ditulis oleh Dr.
Mujibur Rahman Khairul Muluk, M.Si. diterbitkan tahun 2007 atas kerja sama
antara Lembaga Penerbitan dan Dokumentasi FIA-UNIBRAW dengan Bayumedia.
Kebijakan desentralisasi di Indonesia
pada era reformasi menempatkan masyarakat sebagai pilar utama pemerintahan
daerah. Berdasarkan tujuan, isi, dan semangat yang dibawa oleh UU Nomor 22
Tahun 1999 dan UU Nomor 32 Tahun 2004. Akan tetapi, implementasi kebijakan
desentralisasi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan
daerah Indonesia tidak mencapai tujuannya karena menghadapi berbagai persoalan.
Faktor mendasar ini terjadinya persoalan ini karena adanya domonasi elit lokal,
lemahnya kemauan politik pemerintah untuk menjamin partisipasi, belum kuatnya
organisasi kemasyarakatan lokal, dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam
berpartisipasi.
Untuk mencapai pemerintahan daerah yang
partisipatif diperlukan usaha yang serius dalam menyusun strategi dan kebijakan
yang tepat. Upaya ini seharusnya dilandaskan pada kajian akademis yang memadai
dan komprehensif.
A. MERUMUSKAN MASALAH PARTISIPASI PUBLIK
MELALUI PENDEKATAN BERFIKIR SISTEM
Untuk menyelesaikan persoalan kegagalan
partisipasi publik diperlukan kebijakan baru yang didasarkan pada pemahaman
menyeluruh atas persoalan partisipasi masyarakat. Dengan menggunakan kaidah
berfikir sistem (systems thinking)
akan diperoleh pemahaman yang utuh sehingga dapat disusun model sistem
partisipasi. Tujuan kajian ini adalah menggambarkan kondisi partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengukur derajat
partisipasi masyarakat dalam pemerintahan daerah, untuk mengonstruksi model
sistem partisipasi masyarakat dalam pemerintahan daerah sekaligus melakukan
pengujian atas model tersebut dengan berdasarkan pada kerangka berfikir sistem,
dan untuk menyusun alternatif solusi yang dapat digunakan sebagai basis
kebijakan percepatan partisipasi publik dalam pemerintahan daerah.
B. SIGNIFIKANSI KAJIAN PARTISIPASI PUBLIK
DALAM PEMERINTAHAN DAERAH
Adanya model sistem dinamis dan alternatif
solusi kebijakan percepatan partisipasi yang dihasilkan oleh kajian ini akan
sangat membantu para pengambil kebijakan untuk membuat kebijakan yang efektif
dan efisien. Kajian ini dilakukan untuk menelah dinamika sistem partisipasi
masyarakat dalam pemerintahan daerah. Ruang lingkup pertama dalam kajian ini
ada pada partisipasi masyarakat untuk menjalankan otonomi daerah yang meliputi
mengatur dan mengurus.
TANGGAPAN
Setelah membaca bab 1 pada buku ini,
pembaca dapat mengetahui mengenai permasalahan yang ada dalam partisipasi
publik. Dalam praktiknya desentralisasi banyak perilaku tawar menawar dan
pengembangan koalisi antara elit pemerintah dan tak dapat dihindari bahwa
proses pembuatan keputusan cenderung memihak pada segelintir orang saja,
khususnya mereka yang memegang kekuasaan di pemerintah daerah. Penulis juga
memberi penjelasan mengenai beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya
partisipasi publik di dalam pemerintahan daerah. Dari uraian singkat tentang
berbagai hambatan pencapaian masyarakat dalam pemerintahan daerah serta arti
penting partisipasi dan semangat pemerintahan daerah pascareformasi, tampak
bahwa partisipasi publik tetap merupakan isu yang senantiasa aktual. Saat ini,
kondisi aktual tersebut belum terwujud di Indonesia meskipun beberapa kebijakan
desentralisasi yang pernah dan akan sedang berlaku bertujuan untuk mencapainya.
Jika persoalan bangsa Indonesia untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dalam
pemerintahan daerah di dekati dengan kaidah berfikir sistem maka diharapkan
akan diperoleh pemahaman menyeluruh tentang berbagai aspek, pola interaksinya,
dan pengungkit yang diperlukan untuk melakukan perubahan.
Komentar
Posting Komentar